Pengumuman:

Bagi anggota AMBA yang ingin menulis artikel di ambachoirvfp.blogspot.com bisa mendaftarkan diri melalui Penulis AMBA Blogspot. Mohon partisipasinya karena ide dan opini anda sangat berharga sebagai inspirasi untuk generasi AMBA selanjutnya. Trims

Sabtu, 27 April 2019

Tentang Perkawinan

Kemudian Almitra berkata lagi: Apa itu perkawinan, Guru?

Berpasangan kalian telah diciptakan
Dan selamanya kalian akan berpasangan

Bersamalah kalian tatkala sayap-sayap putih kematian merenggut hari-hari hidupmu. Ya, bahkan dalam keadaan keabadian kalian akan bersama dalam keheningan memori Tuhan.

Namun biarkan ada ruang dalam kebebasanmu itu. Dan biarkanlah angin surgawi menari-nari di antara kalian.

Kasihilah satu sama lain, namun jangan membelenggu cinta. 
Biarkan cinta menjadi bagian alunan gelombang laut di antar pantai jiwa-jiwamu.

Saling isilah gelas minumanmu, tetapi jangan minum dari satu gelas. Berilah satu sama lain rotimu, tetapi janganlah makan dari roti yang sama.

Bernyanyi dan menarilah bersama, dalam segala suka cita. Hanya, biarkan masing-masing menghayati kesendiriannya.

Setiap tali kecapi berbeda, walau lagu yang sama sedang menggetarkannya. Berikan hatimu, namun jangan saling menguasainya. Sebab hanya Tangan Kehidupan yang akan mampu mencakupnya.

Berdirilah bersama, namun jangan terlampau dekat. Bukankah tiang-tiang candi berdiri berjarak satu sama lain? Dan pohon jati serta pohon cemara tiada tumbuh dalam bayangan yang lain.

Demikian cuplikan puisi Kahlil Gibran yang dibacakan oleh kedua mempelai, Aat dan Anggi di hadapan umat dan Gereja Suci. Puisi tersebut agaknya terdengar sederhana namun begitu dalam apabila dimaknai dengan sungguh-sungguh. Apalagi berbicara tentang kesucian perkawinan, Gereja memberikan pandangan bahwa perkawinan mengambil peran yang sangat penting sama seperti Sakramen-sakramen lainnya baik itu Babtis, Tobat, dan bahkan Imamat. Perkawinan berarti dua hati menjadi satu, dan apa yang telah dipersatukan Allah janganlah diceraikan manusia. Sehingga teman kita ini, tidak lagi dua, tidak lagi sendiri-sendiri tetapi telah menjadi satu daging. Aat dan Anggi telah resmi menjadi pasangan suami istri yang sah di hadapan Gereja Katolik yang kudus dan suci. 

Upacara pemberkatan Aat dan Anggi sendiri dilaksanakan di Kapel OSA (Ordo Santo Agustinus) Ketapang pukul 13.30 (27/04/2019). Pemberkatan dipimpin oleh 3 imam di antaranya RD. Laurensius Sutadi bersama dua imam konselebran, dihadiri oleh para imam dan diiringi oleh petugas kor dari AMBA Choir. Setelah melalui prosesi nikah adat sebelumnya, pada hari ini kedua mempelai mengucapkan janji perkawinan suci disaksikan oleh keluarga serta umat Gereja. 

Dalam homili, RD Sutadi bercerita tentang seekor anjing yang setia pada tuannya. Jika tuannya berpakaian rapi dan pergi ke simpang kiri, anjing tersebut akan mendahului tuannya karena ia tahu bahwa tuannya akan pergi menuju gereja. Selanjutnya, jika tuannya berpakaian kerja dan pergi ke simpang kanan, maka anjing tersebut akan mendahuluinya karena ia tahu bahwa tuannya akan bekerja di kebun. Suatu hari anjing ini menghilang dan setelah 3 hari, sang majikan menemukkannya di kebun sedang menjaga pakaian tuannya. Meskipun dalam keadaan lapar, anjing tersebut menjaga pakaian tuannya itu dengan setia. Tawa para umat sempat pecah ketika Pastor Sutadi mengatakan, bahwa tentunya Aat lebih dari seekor anjing. Maksud Pastor Sutadi adalah kesetiaan manusia yang seharusnya melebihi kesetiaan seekor anjing. Maka dalam perkawinan, Aat dan Anggi harus menjaga kesetiaan itu baik dalam suka maupun duka. Saat penyerahan barang rohani oleh orang tua kepada mempelai, Pastor Sutadi juga memberikan informasi bahwa Bapa Uskup sedang berhalangan hadir oleh karena mengikuti Peresmian Gereja di luar kota, namun menitipkan dua rosario untuk kedua mempelai. Sekitar pukul 15.30, pemberkatan selesai dilaksanakan. Selanjutnya resepsi dilaksanakan di Ball Room Hotel Aston Ketapang pukul 16.00.

Dokumentasi by Adeo:





0 komentar: