Kemana Anggota Kita?
Bertahan... |
Setelah sesekian kalinya, terkadang terpikir kesedihan di benak senior AMBA. Manakala pada saat pengukuhan, begitu ramai dengan wajah-wajah baru yang bermunculan. Sesekali seperti ada harapan besar kepada AMBA melihat begitu bertumbuhnya AMBA dari segi keanggotaan. Namun sangat disayangkan, ketika menjalani tugasnya AMBA harus kembali berpontang-panting menghadapi kenyataan yang berulang. Kemanakah anggota kita? Yang pada saat pengukuhan terlihat ramai dan mantap. Tiba-tiba saja senyap tiada kabar. Inilah kesedihan memilukan bagi pengurus AMBA dari dahulu hingga masa sekarang.
Sudah tidak mengherankan lagi untuk kejadian kurangnya anggota pada saat bertugas. Dikarenakan juga berbagai macam faktor yang membuat beberapa anggota harus men-non-aktif-kan dirinya. Selayaknya kita dengar ucapan dari bibir kita. "Saya berjanji akan selalu setia kepada AMBA dalam setiap tugas-tugasnya." Di Manjau, di hadapan Bunda Maria, kita harus mengucapkan janji itu. Sebagai meterai sah bahwa kita bekerja bakti untuk Allah yang sudah seharusnya kita layani. Namun apabila melihat kenyataan seperti ini, bagaimanakah kelangsungan AMBA selanjutnya harus terseret-seret mencari anggota lagi? Mungkin dari kesadaran kita masing-masing dapat mengetuk diri. Bahwa melalui AMBA bakat talenta kita tersalur dan secara rohani iman kita didekatkan. Sadarkah kita bahwa kita masih harus melayani Allah? Hendaknya anggota harus meresapi hal ini baik-baik.
Semoga dengan berkembangnya AMBA hingga tahun 2010 ini membawa berkat bagi Gereja tercinta kita. Agar membuat semangat pelayanan kita semakin kokoh, semua pihak AMBA harus bercermin pada dirinya sendiri. Bahwa kita dibutuhkan untuk orang lain, bahkan untuk diri kita sendiri. Setidaknya, kita menyadari sumpah setia yang telah kita ucapkan menandakan bahwa kita siap menjadi bagian dari lingkungan Gereja seutuhnya. Meskipun AMBA tidak khusus di bawah Paroki, eksistensinya telah diakui dan kita harus merasa bangga. Dengan jatuh bangunnya AMBA sejak awal berdiri hingga sekarang, mampu mengukir masa dengan suara emas dari setiap generasi yang berlipat-lipat.
Mari, kita bersama lagi memuji dan memuliakan Tuhan. "Bene cantat bis Orat", upah kita sangat besar di Surga. Jadilah anggota AMBA yang setia dan bangga, rajin berlatih, tidak pernah absen. Maka sudah selayaknya kita disebut Laskar Surgawi yang tak henti-hentinya bernyanyi...
0 komentar:
Posting Komentar